sebagai contoh :
Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan
kelompok masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah tertentu. Kelompok masyarakat itu terdiri dari 1000 orang,
yang dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1 = 50,
Sarjana Muda = 300, SMK = 500, SMP = 100, SD = 50 (Populasi berstrata).
Dengan menggunakan tabel 5.1 (dalam buku Sugiyono hal.
128), bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 258.
karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya ditentukan
menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat
pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan
dengan cara berikut ini jumlah sampel untuk kelompok S1 = 14, Sarjana Muda (SM)
= 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD = 28.
S1 = 50/1000
X 258 = 12,90 = 13
SM = 300/1000 X 258 = 77,40 = 78
SMK = 500/1000 X 258 = 129,0 = 129
SMP = 100/1000 X 258 = 25,8 = 26
SMK = 50/1000 X 258 = 12,90 = 13
Jumlah = 259
Jadi,
jumlah sampelnya = 12,9 + 77,4 + 129 + 25,8 + 12,9 = 258. Jumlah yang pecahan bisa
dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sampel menjadi 13 + 78 + 129 + 26 + 13 =
259.
Pada perhitungan yang menghasilkan
pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan ke atas sehingga jumlah sampelnya
lebih 259. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 258. Gambaran jumlah
populasi dan sampel dapat ditunjukkan pada gambar berikut :
Populasi Sampel
Sumber : Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar